Ruang PRT, 13 juli 2015.
Iya, sekarang lagi di stase anak minggu ke-8 dan bentar lagi ujian, tapi kalau ditanya "Dek koas sudah bisa apa selama di stase anak?" masih "jauh panggang dari api" jawabnya. Entah kenapa di stase anak rasa malasnya rada lebay (meski memang dari awal kuliah sudah sadar kalau saya tipikal mahasiswa malas) tapi malas yang ini .. entahlah.
Minggu kedua jaga di PRT (red; perinatologi) ada sesuatu yang janggal terjadi (tsah! Janggal?) seminggu terakhir sudah ada tiga pasang bayi gemelli (kembar) yang lahir dan salah satunya malah kembar siam! Kebayang kan capeknya? Tidak cuma itu, selama dijaga disini juga sudah dua kali kebagian bayi anenchepaly, makin kebayang kan capeknya? *meringis*
Stase anak masih kurang seru sih, selama 7 stase terakhir sepertinya stase bedah masih dipuncak klasemen daftar stase paling favorit. Oke, saya ceritain satu-satu ye cerita paling seru selama jadi "dek koas".
1. Stase Bedah
Pengalaman pertama masuk ruang OKE (Operation kamer emergensi, kata senior sih diambil dari bahasa belanda) atau yang dikenal secara umum kamar operasi. Jadi ceritanya sebagai junior yang baru pertama masuk ke stase mayor, saya hanya ditugaskan sebagai observer (penonton) dan dilarang keras untuk melakukan tindakan apa pun, sampai akhirnya salah seorang perawat anastesi yang tidak menyadari status junior saya meminta tolong untuk mengambil pinset anatomis dan mempersiapkan gloves steril. Dengan tampang bodoh dan polos merasa tak berdosa, saya sentuh pinset anatomis dengan tangan hampa di atas meja steril yang layaknya hanya dibisa disentuh oleh tangan-tangan "suci", sontak se isi ruangan teriak histeris bak melihat adegan pembunuhan didepan mata. Saya? Pucat, cemas dan berdo'a "tuhan cabut saja nyawa saya.. sekarang!", JERA.
Pengalaman lainnya selama di stase bedah, untuk pertama kali (lagi) saya akhirnya bisa berada ditengah-tengah "asosiasi" ibu-ibu penderita Ca. Mamae, bisa dibayangkan berada disatu ruangan dengan ibu-ibu (6 orang) ini? Mungkin..(maaf beribu maaf) kata yang tepat untuk menggambarkan situasinya adalah seperti berada di dalam mobil sedan tak ber-AC berpenumpang penuh padat dan semua penumpang belum mandi ditambah lagi salah satu penumpang menderita mules hebat sehingga selalu kentut disepanjang perjalanan. Bisa diyangkan? I mean.. sesak, amis, pengap dan bikin sulit nafas! Kemudian sebagai dek koas, kita harus membersihkan ibu-ibu ini penuh cinta kasih dan sayang.
Di stase bedah juga, kesempatan bertemu dan berbagi cerita bersama penderita osteosarcoma, ulkus diabetikum, apendiks, ileus obstruksi, post op OREF, bapak-bapak BPH, anak hircshprung, hipospadia, pemuda condiloma akuminata, kakek prolaps rekti dan lain-lain menyisahkan kenangan tersendiri yang sulit dilupakan. *tears*
2. Stase Forensik
Sebagai stase pertama yang harus dilalui sebagai koas, tentu stase forensik memiliki cerita sendiri yang akan dikenang seumur hidup. Dimulai dengan PL kasus infanticide, pembunuhan pasangan gay, mahasiswa bunuh diri, penenggelaman saudagar cina, kasus KLL plus autopsi pembunuhan ibu yang dilaikan oleh anak kandung! Selama distase ini, tentu kadar kesholehan dan keimanan meningkat secara otomatis, tentu saja karena mengingat bahwa ternyata mati dapat terjadi kapan dan dimana saja.
3. Stase THT
selama di THT tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh dek koas, kemarin saya malah cuma kebagian sekali jadi observer operasi tonsilitis dan sekali menjadi petugas pembersih serumen (?) iya, bersihin serumen aka taik telinga penderita OMA dan OMSK. Ini juga pengalaman yang paling diingat selama koas, pernah kami ketemu pasien serumen prop dengan besar serumen seperti telur puyuh! Besaaaaaaaar sekale bray! Selebihnya, mungkin cerita saat ujian yang di-adu antar sesama koas, sensasinya hanya tuhanlah yang tau.
4. Stase radiologi
Stase koas paling santai! Datang pagi, cari tempat duduk strategis dibalik skat dinding, persiapkan tas dan tidur! Bangun tidur, sarapan, setelah kenyang, tidur lagi. Terus saja seperti itu 5 minggu. Kalau ditanya apa yang didapat selama stase radiologi? Radio opak dan radio lusen (titik).
5. Stase Jiwa
Kalau ingat stase ini, hal pertama yang terbersit adalah bu Titin. Seorang wanita usia produktif kelahiran jawa barat yang menderita skizofrenia karena trauma masa lalu ditinggal suami dan cinta bertepuk sebelah tangan. Miris memang. Kisah hidup bu Titin sempat menbuat sudut pandang saya terhadap masa depan menjadi berbeda, atau tepatnya menjadi lebih menakutkan. Hahaha
Saat ini, bu titin menjadi lebih "agresif" jika melihat laki-laki yang menurutnya cukup "tampan". Halah. Seperti saat saya sedang bertugas untuk mem-follow up bu Titin, tiba-tiba tangan saya ditarik dan di paksa duduk diatas kasurnya lalu bu titin mulai menjilat sepatu saya, iya SE-PA-TU! Syok? Jelas. Tapi lebih ke merasa lucu saja dengan sikap bu titin. Hahaha *saya menulis bagian ini sambil tak henti tersenyum sendiri dari tadi*
6. Stase IKM
Ehm.. Stase IKM? Semua kegiatan dek koas sepertinya hanya berjalan biasa tanpa ada yang terlampau istimewa untuk dikenang. Yaah, paling karena saat distase ini sedang bulan imunisasi nasional (februari), jadi koas dilibatkan dalam pemberian imunisasi dan vit. A. Selebihnya.. Biasa saja.
Selesai.
Masih 7 stase lainnya yang harus dilalaui. Semoga tuhan selalu bersama saya.
Amin.
*lanjut bedong bayi dan ngasih susu*
Story of my life
Minggu, 12 Juli 2015
Akhirnya ketemu!
Sudah hampir tiga bulan terakhir saya berpikir keras untuk hanya sekedar mengingat blog ini, akhirnya hari ini ketemu! Senang sekali! Bahkan sekarang menulis ini sambil senyum-senyum sendiri.
Iya, salahnya adalah mood menulis saya justru baru tergerak ketika sedang sendiri (red; jomblo) hahaha. Efek galau? Mungkin. Tapi sepertinya lebih karena sering bosan karena tak ada yang bisa diajak chatting di siang panas seperti saat ini.
Oke. Let's start.
Halo, Minggu 12 juli 2015 (H-4 idul fitri)
Sebagai seorang koas yang terpaksa harus melalui hari lebaran dikosan, iya lebaran tahun ini untuk pertama kalinya harus saya dan keluarga rayakan dikosan. Tapi tak apa, bukan masalah besar. Mau tau masalah yang lebih besar? Krisis kepercayaan diri! Itulah yang saya rasakan sekarang (setidaknya ketika menuliskan cerita ini) hahaha. Akhir-akhir ini saya sering merenung atau sekali-kali tersentak dengan pertanyaan yang saya timbulkan sendiri, "seberapa baik kau habiskan waktu hidupmu hingga hari ini?" Jawabnya "entahlah??" . Sebagai manusia muda, saya sering sekali merasa rugi karena banyak hal yang belum bisa saya capai sampai hari ini. Seperti bisa pergi keluar negeri misalnya. Atau menjadi duta bangsa di ajang internasional? Atau hanya sebagai koas yang mendapat nilai A di salah satu stase? *menarik nafas panjang*.
Bagi sebagian (kecil, sangat kecil) orang, ada yang beranggapan bahwa saya telah melakukan banyak hal di satu tahun belakangan, ya alhamdulillah kemarin saya sempat terpilih dan merasakan pengalaman sebagai Bujang kota Jambi (tourism ambasador), wakil III duta bahasa prov. Jambi dan wakil II bujang prov. Jambi. Sudah, hanya sebatas itu. Selebihnya hidup hanya berjalan seperti biasa, tak ada yang istimewa. Bukan ingin banyak mengeluh, hanya saja saya takut menjadi bagian dari golongan manusia yang merugi karena tidak memanfaatkan masa muda dengan baik.
Iya, salahnya adalah mood menulis saya justru baru tergerak ketika sedang sendiri (red; jomblo) hahaha. Efek galau? Mungkin. Tapi sepertinya lebih karena sering bosan karena tak ada yang bisa diajak chatting di siang panas seperti saat ini.
Oke. Let's start.
Halo, Minggu 12 juli 2015 (H-4 idul fitri)
Sebagai seorang koas yang terpaksa harus melalui hari lebaran dikosan, iya lebaran tahun ini untuk pertama kalinya harus saya dan keluarga rayakan dikosan. Tapi tak apa, bukan masalah besar. Mau tau masalah yang lebih besar? Krisis kepercayaan diri! Itulah yang saya rasakan sekarang (setidaknya ketika menuliskan cerita ini) hahaha. Akhir-akhir ini saya sering merenung atau sekali-kali tersentak dengan pertanyaan yang saya timbulkan sendiri, "seberapa baik kau habiskan waktu hidupmu hingga hari ini?" Jawabnya "entahlah??" . Sebagai manusia muda, saya sering sekali merasa rugi karena banyak hal yang belum bisa saya capai sampai hari ini. Seperti bisa pergi keluar negeri misalnya. Atau menjadi duta bangsa di ajang internasional? Atau hanya sebagai koas yang mendapat nilai A di salah satu stase? *menarik nafas panjang*.
Bagi sebagian (kecil, sangat kecil) orang, ada yang beranggapan bahwa saya telah melakukan banyak hal di satu tahun belakangan, ya alhamdulillah kemarin saya sempat terpilih dan merasakan pengalaman sebagai Bujang kota Jambi (tourism ambasador), wakil III duta bahasa prov. Jambi dan wakil II bujang prov. Jambi. Sudah, hanya sebatas itu. Selebihnya hidup hanya berjalan seperti biasa, tak ada yang istimewa. Bukan ingin banyak mengeluh, hanya saja saya takut menjadi bagian dari golongan manusia yang merugi karena tidak memanfaatkan masa muda dengan baik.
Selasa, 12 Agustus 2014
Spam
Faktanya menjadi pribadi yang diinginkan itu tak segampang merencanakan, memikirkan dan membayangkannya. Sering kali sadar ada banyak kesalahan yang ingin diubah namun tetap saja terulang, meski akhirnya kembali tersadar lalu kembali pula menyesal. "Hari ini harus lebih baik dari kemarin", iya, seharusnya dan memang semestinya begitu tanpa toleransi. Tapi bukannya manusia akan lebih banyak belajar dari kesalahan? ..ehm..
Karakter tentu bukanlah sesuatu yang dapat diarahkan, dan saya setuju. Namun tindakan dan sikap sepertinya bisa direncanakan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk akhirnya "meng-eksekusi" sebuah tindakan, bukan?
Ayolah! Kalaupun masih tahap pembelajaran, belajarlah lebih cepat. Tentukan "how do you want to judged by others?"
00.46/13-08-14. Weird.
Karakter tentu bukanlah sesuatu yang dapat diarahkan, dan saya setuju. Namun tindakan dan sikap sepertinya bisa direncanakan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk akhirnya "meng-eksekusi" sebuah tindakan, bukan?
Ayolah! Kalaupun masih tahap pembelajaran, belajarlah lebih cepat. Tentukan "how do you want to judged by others?"
00.46/13-08-14. Weird.
Rabu, 11 Juni 2014
Cinema-nusia
Aku (atau bahkan kita semua) adalah pemain drama paling ulung, didunia per-film-an yang kita ciptakan sendiri. Setiap hari melakukan adegan berbeda yang tak sekali pun pernah sama. Memerankan semua lakon dengan kualitas terbaik, semampu dan sebisanya. Yah, walau acap kali cerita yang diperankan kadang tak sesuai dengan skenario yang diinginkan, namun tetap harus dimainkan. Hidup didunia peran sebenarnya memang tidak mengenal istilah tawar menawar.
Bagaimana hari mu, kawan?
Kalau aku masih begini begini saja. Mahasiswa kedokteran yang jelas bagi sebagian orang, dikenal karena kepandaiannya (?) atau pamor karena biaya kuliahnya yang menbumbung setinggi langit (?), tapi satu yang jelas aku ingin kalian tau; kami juga manusia biasa seutuhnya.
Bagaimana hari mu, kawan?
Kalau aku masih begini begini saja. Mahasiswa kedokteran yang jelas bagi sebagian orang, dikenal karena kepandaiannya (?) atau pamor karena biaya kuliahnya yang menbumbung setinggi langit (?), tapi satu yang jelas aku ingin kalian tau; kami juga manusia biasa seutuhnya.
Senin, 09 Juni 2014
Pesan untuk kita
Baiklah. Jujur saja, tulisan kali ini terinspirasi dari judul tulisan yang sama (kalau tidak salah) yang sebelumnya aku baca dari salah satu web blogger favorit ku "namarapocino.com".
Hi.
Bagaimana harimu? Masih baik seperti biasanya? Baguslah.
Ini aku ada beberapa pesan agar kita renungkan bersama.
Untuk kamu,
Yang dulu aku kejar semampuku, aku banggakan didepan teman-temanku, aku jadikan alasan dari setiap senyum terbaikku, aku jadikan semangat belajarku.
Untuk kamu,
Yang pernah ku berikan seutunya hatiku, ku percayakan untuk menitipkan kebahagiaan kecilku melalui tawa manismu, kamu yang ku ikhlaskan mengisi bagian terindah dipikiranku.
Yang ku tunggu selalu dikala lapar jam makan siang, agar sekedar bisa makan bersamamu.
Yang ku nanti setiap malam minggu, hanya untuk menghabiskan waktu sekedar mengobrol atau menikmati secangkir kopi denganmu.
Untuk kamu juga,
Yang kemudian memutuskan pergi, meninggalkan aku disini.
Kamu yang lalu berjalan sendiri, seolah tak peduli dengan semua cerita yang kita tulis kemarin.
Kamu yang sekarang sudah menemukan bahagia baru, yang saat berpapasan pun seolah tak pernah mengenalku.
Untuk aku,
Yang kemudian harus kembali menyusun rencana baru setelah kepergianmu.
Aku yang terus bingung bagaimana harus memulai pagi tanpa sapaanmu.
Aku yang menjadi mudah sekali tersinggung bahkan marah jika ada yang mengungkit kisah kita dulu.
Untuk aku,
Yang sekarang harus melihat kau tertawa dengan dia ditempat favorit kita dulu.
Yang kini terus mendengar lelucon mu untuk nya, padahal dulu kamu gunakan untuk menghibur sedih ku.
dan ini untuk kita,
Biar lah semua ini menjadi sejarah. Tak usah pernah ada lagi kamu dan aku.
Cukup sudah menyesali semua yang telah dilalui, karena nyatanya kita sama-sama belajar untuk mencintai lebih baik lagi, walau tokohnya bukan aku dan kamu.
Sudahlah, jangan ada lagi senyum canggung jika kita tak sengaja bertemu.
Bahagiamu tidak bersama ku.
Semoga dia, benar mimpi yang menjadi nyata mu.
Hi.
Bagaimana harimu? Masih baik seperti biasanya? Baguslah.
Ini aku ada beberapa pesan agar kita renungkan bersama.
Untuk kamu,
Yang dulu aku kejar semampuku, aku banggakan didepan teman-temanku, aku jadikan alasan dari setiap senyum terbaikku, aku jadikan semangat belajarku.
Untuk kamu,
Yang pernah ku berikan seutunya hatiku, ku percayakan untuk menitipkan kebahagiaan kecilku melalui tawa manismu, kamu yang ku ikhlaskan mengisi bagian terindah dipikiranku.
Yang ku tunggu selalu dikala lapar jam makan siang, agar sekedar bisa makan bersamamu.
Yang ku nanti setiap malam minggu, hanya untuk menghabiskan waktu sekedar mengobrol atau menikmati secangkir kopi denganmu.
Untuk kamu juga,
Yang kemudian memutuskan pergi, meninggalkan aku disini.
Kamu yang lalu berjalan sendiri, seolah tak peduli dengan semua cerita yang kita tulis kemarin.
Kamu yang sekarang sudah menemukan bahagia baru, yang saat berpapasan pun seolah tak pernah mengenalku.
Untuk aku,
Yang kemudian harus kembali menyusun rencana baru setelah kepergianmu.
Aku yang terus bingung bagaimana harus memulai pagi tanpa sapaanmu.
Aku yang menjadi mudah sekali tersinggung bahkan marah jika ada yang mengungkit kisah kita dulu.
Untuk aku,
Yang sekarang harus melihat kau tertawa dengan dia ditempat favorit kita dulu.
Yang kini terus mendengar lelucon mu untuk nya, padahal dulu kamu gunakan untuk menghibur sedih ku.
dan ini untuk kita,
Biar lah semua ini menjadi sejarah. Tak usah pernah ada lagi kamu dan aku.
Cukup sudah menyesali semua yang telah dilalui, karena nyatanya kita sama-sama belajar untuk mencintai lebih baik lagi, walau tokohnya bukan aku dan kamu.
Sudahlah, jangan ada lagi senyum canggung jika kita tak sengaja bertemu.
Bahagiamu tidak bersama ku.
Semoga dia, benar mimpi yang menjadi nyata mu.
a note by and for self.
Pura pura tak peduli nyata nya jauh lebih susah ketimbang seolah mencintai. Aku percaya dan sudah pernah ku coba. Mempertahankan, tak diragukan lagi akan jauh lebih sulit dibanding merebut atau mendapatkan pada awalnya. Anggap saja ini aturan hidup. Suka tak suka, harus manusia terima. Jadi tak usah heran jika apa yang dulu pernah dipunya akan terlihat lebih berharga ketika dilepaskan, atau tak usah bingung kenapa rumput tetangga selalu lebih hijau walau dirawat dengan cara yang sama.
(bukan) Curhat.
Lama sekali setelah terakhir mampir disini, baru sekarang bisa kembali.
Halo!
Sekarang pukul 01:35, senin malam seperti malam lainnya sejak kita tak lagi rutin ke kampus untuk kuliah. Yaah, boring. Apa kabar? Semoga baik.
Ada banyak yang ingin aku ceritakan disini.
Mulai dari beberapa minggu lalu aku sibuk mencari kosan baru untuk pindah dan memulai susasana yang lebih segar. Iya, disini sudah mulai pengap. Bosan sudah dengan semua rutinitas yang begini begitu saja. Bertemu dan melalukan hal sama setiap hari. Bosan, sumpah.
Tapi itu tinggal niat. Nyatanya setelah berkeliling mencari, tak ada kosan yang lebih nyaman dibanding disini hahahaha. Tak hanya urusan hati yaa, untuk tempat tinggal pun aku kalang kabut mencari yang cocok dan "move on".
Kabar Skripsi? Ah! Sudah enam orang dari teman seangkatan yang menjadi sarjana!!!! Aku kapan? Masih lama. Niatan untuk mengolah data saja tak se percik pun ada sampai detik ini.. *Menghela nafas panjang*. Jangan bahas skripsi dulu yaa..
Suasana hati? dalam keadaan baik, hanya saja beberapa waktu terakhir terasa kurang nyaman juga dengan perasaan dan pikiran yang tetap "stuck" dengan pilihan lama. Tapi kali ini bukan tetang dia yang dulu. Bukan masalah karena "masih cinta", demi tuhan bukan.
Perasaan dan pikiran yang tak bisa dideskripsikan disini. Tak bisa dituliskan.
Oh iya, kalau dia yang lama. Aku senang melihat kehidupan dia yang sekarang. Seperti nya dia juga mulai banyak tau tentang bagaimana menentukan pilihan dan menerima resiko yang ditimbulkan hahaha.
Belum saatnya lagi aku jatuh cinta. Saat ini, sepertinya apa yang sudah dipunya memang harus dijaga. Nanti, seperti teori Raditya dika; manusia itu seperti salmon, akan selalu berpindah ketempat yang lebih baik (walau setidaknya menurut dirinya saja).
Selamat malam, istirahat yok.
Halo!
Sekarang pukul 01:35, senin malam seperti malam lainnya sejak kita tak lagi rutin ke kampus untuk kuliah. Yaah, boring. Apa kabar? Semoga baik.
Ada banyak yang ingin aku ceritakan disini.
Mulai dari beberapa minggu lalu aku sibuk mencari kosan baru untuk pindah dan memulai susasana yang lebih segar. Iya, disini sudah mulai pengap. Bosan sudah dengan semua rutinitas yang begini begitu saja. Bertemu dan melalukan hal sama setiap hari. Bosan, sumpah.
Tapi itu tinggal niat. Nyatanya setelah berkeliling mencari, tak ada kosan yang lebih nyaman dibanding disini hahahaha. Tak hanya urusan hati yaa, untuk tempat tinggal pun aku kalang kabut mencari yang cocok dan "move on".
Kabar Skripsi? Ah! Sudah enam orang dari teman seangkatan yang menjadi sarjana!!!! Aku kapan? Masih lama. Niatan untuk mengolah data saja tak se percik pun ada sampai detik ini.. *Menghela nafas panjang*. Jangan bahas skripsi dulu yaa..
Suasana hati? dalam keadaan baik, hanya saja beberapa waktu terakhir terasa kurang nyaman juga dengan perasaan dan pikiran yang tetap "stuck" dengan pilihan lama. Tapi kali ini bukan tetang dia yang dulu. Bukan masalah karena "masih cinta", demi tuhan bukan.
Perasaan dan pikiran yang tak bisa dideskripsikan disini. Tak bisa dituliskan.
Oh iya, kalau dia yang lama. Aku senang melihat kehidupan dia yang sekarang. Seperti nya dia juga mulai banyak tau tentang bagaimana menentukan pilihan dan menerima resiko yang ditimbulkan hahaha.
Belum saatnya lagi aku jatuh cinta. Saat ini, sepertinya apa yang sudah dipunya memang harus dijaga. Nanti, seperti teori Raditya dika; manusia itu seperti salmon, akan selalu berpindah ketempat yang lebih baik (walau setidaknya menurut dirinya saja).
Selamat malam, istirahat yok.
Langganan:
Postingan (Atom)